Tumbral
About Us Privacy Policy Remove Post
  • arndx

    @arndx

    ARNDX

    161 Posts

    @arndx stats
    1
    Notes per post
    in average
    4%
    Of uploaded posts
    are photos
    4%
    Of uploaded posts
    are videos
    90%
    Of uploaded posts
    are texts
    0
    Of uploaded posts
    are gifs
    4%
    Of uploaded posts
    are audio
  • arndx
    01.01.2020 - 3 weeks ago

    Dear 2021…

    Sama kaya doa di tahun-tahun sebelumnya, semoga tahun ini menjadi tahun yang baik. Tahun yang diliputi hal-hal baik, lingkungan yang baik, teman dan orang-orang yang baik, dan dapet kerja full time. Juga, semoga tahun ini bisa lebih membuka diri dan hati entah untuk siapa pun itu. Aamiinn.

    - Jakarta, Januari 2021

    0
    View Full
  • arndx
    14.12.2020 - 1 mont ago

    Hal yang paling gue benci adalah ketika memori yang gue anggap berarti ternyata nggak punya arti apa-apa-apa di orang lain. Rasanya bikin gue sedih dan marah. Rasanya nggak adil. Kenapa harus gue sendiri yang merasa memori itu berarti, kenapa orang lain nggak?

    - Jakarta, Desember 2020

    0
    View Full
  • @arndx last views
    arndx
    @arndx
    crazy105
    @crazy105
    4thsun
    @4thsun
    pornflakesclothing-blog-blog
    @pornflakesclothing-blog-blog
    harudai
    @harudai
    oloucotristesorridente-blog
    @oloucotristesorridente-blog
    b0lero-blog
    @b0lero-blog
    ccrizies
    @ccrizies
    kuroshiiiii
    @kuroshiiiii
  • arndx
    29.11.2020 - 1 mont ago

    Terlalu sering menciptakan drama dalam kepala sendiri, kemudian berubah menjadi ekspetasi, dan berakhir dengan sakit hati.

    - Jakarta, November 2020

    0
    View Full
  • arndx
    22.11.2020 - 2 monts ago

    Kamu kira, aku melepaskanmu dengan begitu mudah? Tidak. Aku hanya melepaskan melepaskan ikatan, jeratan, atau entah apa itu namanya. Aku hanya ingin menyukaimu secara bebas. Tanpa paksaan, tanpa rasa khawatir, tanpa rasa ingin memiliki.

    - Jakarta, November 2020

    0
    View Full
  • arndx
    20.11.2020 - 2 monts ago

    Jangan memulai hubungan dengan orang yang belum selesai dengan dirinya atau masa lalunya.

    0
    View Full
  • arndx
    20.11.2020 - 2 monts ago

    People think fairy tales are for girls. Who do you think wrote them in the first place? Men see every girl as a princess to be rescued. And they see themselves as the prince.

    - from movie Dash & Lily (2020)

    0
    View Full
  • arndx
    19.11.2020 - 2 monts ago

    Aku masih di sini

    Kehilangan kamu

    Kehilangan arah

    Dan kehilangan diri sendiri

    - Jakarta, November 2020

    0
    View Full
  • arndx
    09.11.2020 - 2 monts ago

    Pamungkas; I Love You But I’m Letting Go

    and baby one day
    When you finally found what you want
    And you’re ready to open your heart to anyone
    Don’t push people away again
    Easier, I know, but it’s also very lonely

    Lirik lagu ini bisa pas banget sama kondisi gue sekarang ini yang selalu push people away. Baik itu dalam konteks romantis ataupun sebagai teman.

    Yuk berubah yuk, na.

    - Jakarta, November 2020

    #Pamungkas #I love you but i'm letting go #ilybilg
    0
    View Full
  • arndx
    06.11.2020 - 2 monts ago

    Kamu adalah ketidakmungkinan yang selalu aku doakan.

    Tuhan, aku egois ya?

    0
    View Full
  • arndx
    02.11.2020 - 2 monts ago
    Your ghosts follow you. They never leave. They live with you. It’s when I let them in, I could start to face myself.

    - Bol Majur dalam film His House (2020).

    #movie#movie quotes #his house (2020)
    0
    View Full
  • arndx
    01.11.2020 - 2 monts ago

    “Maybe, I just don’t belong here.”

    0
    View Full
  • arndx
    01.11.2020 - 2 monts ago

    Aku pernah bilang, “Kita udahan aja ya”. Kamu pikir itu mudah? Berat, sangat sangat berat. Rasanya aku ingin menarik kata-kataku kembali. Menelan ludahku kembali.

    Tapi, aku sadar. Aku harus benar-benar melepaskanmu. Melepaskan semua rasa yang ada. Meninggalkan semua kenangan yang kita lalui bersama. Kembali berjalan dan melihat ke depan.

    Apa kamu tahu? Rasanya sulit. Sulit sekali sampai aku ingin menyerah berkali-kali. Aku hampir gagal. Saat melihat sosokmu, hati ini begitu goyah.

    Namun, selalu aku urungkan. Aku belajar untuk ikhlas. Aku belajar bahwa di dunia ini, ada hal-hal yang memang tak bisa kamu paksakan. Ada hal-hal yang perlu kamu relakan.

    - Jakarta, November 2020

    0
    View Full
  • arndx
    29.10.2020 - 2 monts ago
    Susah beradaptasi sama orang baru

    Setelah tadi ngobrol dengan beberapa temen, gue baru tau kalo mereka menganggap gue pendiem. Tapi, gue pernah nanya sama beberapa temen lainnya, “emang gue anaknya pendiem?” Dan mereka jawab nggak🙂 Makanya gue suka bingung aja sama diri sendiri.

    Akhirnya, gue baru menyadari bahwa gue bisa jadi orang yang berbeda di beberapa circle. Di circle A gue bisa jadi pendiem, di circle B gue bisa bacot banget. Artinya, kalo gue jadi orang yang “cukup” bacot, gue merasa nyaman berada di circle itu dan benar-benar bisa jadi diri sendiri. Tapi, ketika gue masih banyaaaak banget diemnya, tandanya gue belum terlalu nyaman. Cukup tertutup gue emang anaknya.

    Bahkan, ketika di circle gue ada orang baru, gue pun bisa berubah jadi pendiem. Bukan karena orangnya nggak asik, tapi emang gue nya aja yang masih sulit beradaptasi. Masih belum nyaman dan membentengi diri buat menunjukkan diri gue yang sebenarnya. Lol. Tapi gimana ya, emang gue sesusah itu sih beradaptasi sama orang baru (kecuali di situasi mendesak baru bisa, misal kerja). Makanya, banyak juga first impression orang-orang terhadap gue adalah orang pendiem/jutek. (Baca juga tulisan gue yang ini: First Impression).

    Sumpah, gue pingin banget berubah. Pingin bisa yang langsung asik sama orang baru, tapi susah banget. Apalagi gue paling nggak seneng basa basi:((((

    - Jakarta, Oktober 2020

    0
    View Full
  • arndx
    27.10.2020 - 2 monts ago
    0
    View Full
  • arndx
    26.10.2020 - 2 monts ago
    Takut

    Entah, semakin dewasa gue jadi semakin menarik diri dari orang lain. Semakin sulit buat memberikan kepercayaan sama orang lain buat tau diri gue yang sebenarnya. Intinya, semakin menutup diri. Nggak ngerti juga alasannya apa. Mungkin gue terlalu takut terluka dan kecewa? Bisa jadi.

    Sekarang, buat membagikan kelemahan, rasa sedih, atau sekedar hal-hal remeh temeh tuh rasanya sulit. Bahkan sama orang yang udah tau gue 24/7 sekalipun. Benar-benar sesulit itu. Kadang pingin cerita sama orang, tapi tetep aja rasanya sulit. Akhirnya, gue malah cuman gue pendam dan stress sendiri.

    Gue paham. Di satu sisi, gue nggak mau gue terluka. Di sisi lain, I have to heal myself first. Bukan, bukan orang lain yang salah. Yang salah itu emang ada di dalam diri gue yang emang sepatutnya gue berdamai sama diri sendiri dulu. Bukan lantas menyalahkan orang lain gitu aja.

    I hope.. I will get better soon.

    - Jakarta, Oktober 2020

    0
    View Full
  • arndx
    17.10.2020 - 3 monts ago
    I can’t make you love me… If you don’t…
    Anonymous
    0
    View Full
  • arndx
    10.10.2020 - 3 monts ago

    Jatuh cinta itu rasanya lucu

    Hari ini kau bisa tertawa bahagia

    Esok kau dibuatnya gundah gulana

    Kemudian kau bisa tak merasakan apa-apa

    Seketika… Perasaan itu hilang, hampa, dan cinta itu tak lagi ada

    - Jakarta, Oktober 2020

    0
    View Full
  • arndx
    04.10.2020 - 3 monts ago
    Jangan paksain standar lo ke orang lain

    Menjadi orang yang cuek itu kadang nggak baik. Kadang bikin rasa empati lo bisa sedikit ilang dan gue baru menyadari hal itu. Padahal, melakukan hal-hal baik buat orang lain sekecil apapun itu bisa berarti banget buat dia. Tapi, gue suka mengabaikan itu.

    Misalnya aja cuman sekedar ngucapin ulang tahun. Bagi gue, diucapin ulang tahun itu ga terlalu penting. Terlalu bodo amatan sih. Mau ada yang ngucapin ya ok, nggak diucapin juga ga masalah.

    Tapi cara pikir gue yang kek gitu malah bikin gue berlaku kaya gitu juga ke teman-teman gue. Gue tau temen gue ulang tahun, tapi kadang kaya… Mager gitu ngucapin, karena gue menganggap diucapin ulang tahun ya nggak penting-penting amat.

    Terus, ada satu momen di mana gue ngucapin temen gue. Gue rasa doa yang gue ucapkan sih b aja, tapi bagi dia itu gemes banget doanya dan dia berterima kasih akan hal itu. Terus gue jadi mikir: “ternyata hal kecil gitu aja bisa berarti banget buat dia”. Gue merasa tertohok.

    Intinya, sekarang gue belajar sih buat nggak menyamakan standar gue ke orang lain juga. Apa yang menurut gue b aja, bisa sangat berarti buat orang lain. Semoga gue bisa terus belajar buat jadi orang yang lebih baik. Aamiinn.

    - Jakarta, Oktober 2020

    0
    View Full
  • arndx
    27.09.2020 - 3 monts ago
    Sebenarnya, Ini Perasaan Apa?

    Pas awal masuk kuliah pernah deket sama seseorang. Deketnya lamaaa banget hampir 1 tahun. Tapi, pada akhirnya gue memutuskan untuk mundur, karena nggak ada kejelasan. Di satu sisi gue masih suka banget, tapi di sisi lain gue capek. Saya kaya quote ini:

    korean drama dinner mate

    Lambat laun, akhirnya gue berdamai sama diri sendiri. Berdamai kalo mungkin emang bukan gue yang dia cari. Tapi, setelah berdamai sama diri sendiri, entah kenapa perasaan itu masih ada. Entah perasaan suka atau apa, yang jelas setiap ketemu pasti gue jadi seneng atau malu-malu gitu. Selalu. Tapi kalo pas nggak ketemu, gue b aja. Dibilang suka ya b aja, dibilang kangen juga nggak.

    Setelah kita “udahan”, dia punya pacar. Jujur gue marah. Marah banget, karena kok kaya gampang aja gitu tiba-tiba punya pacar. Apa gue nggak layak dijadikan pacar? Apa gue yang terlalu mudah menyerah? Apa gimana? Jelas bingung banget. Gue marah sama dia dan gue jadi membenci cewenya. Tapi setelah gue udah berdamai sama diri sendiri, berdamai kalo dia punya pacar baru… Gue jadi biasa aja. Tapi ya gitu, kalo ketemu kaya masih ada perasaan yang tertinggal(?).

    Bingung. Sebenernya kenapa sih? Apa cuman karena ada perasaan yang “belum selesai”? Atau emang masih suka? Atau cuman otak gue yang menyimpan memori dulu-dulu pas masih suka? Atau dia emang punya aura positif aja, makanya gue kalo ketemu dia bawaannya seneng?

    Jujur, masih nggak menemukan jawabannya.

    - Jakarta, September 2020

    0
    View Full
  • arndx
    08.09.2020 - 4 monts ago
    Privilege
    “Punya ortu yang open minded itu salah satu privilege”

    _____

    Beberapa tahun belakangan (semenjak kuliah sih), gue lebih banyak ngobrol sama nyokap. Kadang gue suka nanya atau cerita random sama nyokap gue. Kaya hal penting sampe ga penting dibahas.

    Kadang ngomongin sejarah lah, kehidupan nyokap pas muda, cerita teman-teman gue lah, hal-hal yang gue khawatirin dll. Atau kadang diskusi tentang kesehatan mental, jodoh, nikah, punya anak, hubungan ortu-anak, rumah tangga, agama, dan masih banyak lagi.

    Punya orang tua yang bisa diajak diskusi emang salah satu kemewahan yang dimiliki anak. Nggak semua orang tua bisa diajak duduk bareng, diskusi, dan belajar terbuka pada perspektif/hal-hal baru. Nggak semua orang tua bisa “mengikuti” perkembangan zaman alias nggak kolot/saklek sama aturan-aturan zaman dulu.

    Gue barusan aja cerita punya temen yang ortunya kolot banget dan sukanya marah-marah ga jelas, ga dibolehin ini itu. Hidupnya diatur-aturlah pokoknya. Bersyukurnya nyokap gue nggak gitu.

    Nyokap gue mengerti kalo anak itu punya cara pikir dan pilihan hidup sendiri, yang mana orang tua harus bisa memahami. Bukannya memaksa kehendak. Yang penting itu kalo anak menginginkan sesuatu, anak dan ortu harus saling diskusi dulu. Anak juga harus tau resiko ketika menginginkan sesuatu dan tentunya mau tanggungjawab kalo terjadi apa-apa. Orang tua cuman membimbing aja.

    Yang punya ortu bisa diajak diskusi dan open minded, yuk bersyukur.

    Dan semoga nanti kalo gue punya anak gue bisa open minded juga ya Allah aamiinn.

    - Jakarta, September 2020

    0
    View Full
  • arndx
    08.09.2020 - 4 monts ago
    Kehilangan Teman

    “Selain kehilangan diri sendiri, kehilangan temen itu nggak enak”

    Tiba2 kangen sama satu teman SMP yang udah lama banget ga ketemu dan terakhir kayanya pas masih awal kuliah.

    __________

    Selain kehilangan diri sendiri, kehilangan teman itu nggak enak. Apalagi kalo yang tiap hari bareng, hampir semua cerita hidupnya lo tau, dan kenal deket banget sama keluarganya. Tiba-tiba jauh, tiba-tiba hilang gitu aja.

    Apalagi, kalo yang bikin lo dan teman lo jauh itu adalah dia punya cewe yang posesif dan cemburuan. Bahkan lo yang udah kenal duluan sama teman lo, udah pernah ketemu cewenya dan main bareng juga tetep aja dicemburuin:)))) Aneh banget. Kalo mantan/gebetan ya okelah ya dicemburuin, lah ini teman.

    Sumpah pas orang ini pacaran sama cewenya, gue merasa kehilangan banget sih jujur, sampe sesedih itu. Benar-benar jadi nggak pernah main, ga pernah chat-an, bahkan ga tau kabarnya. Cuman tau dari Insta story-nya aja. Rasanya aneh banget.

    Dan yang gue rindukan dari orang ini adalah segala perkataannya. Apa yang dia omongin (apalagi pas curhat dan minta saran) tuh nusuk banget. Omongannya nyakitin, tapi bener. Jadi selalu bikin gue sadar. Bukan tipe yang iya-iya doang.

    Ya udahlah ya, toh mereka langgeng juga dari kelas 10 sampe sekarang. Jujur sedih sih, tapi ya udahlah ya mau gimana lagi. Pingiiiin banget ngajak main, tapi pasti cewenya ngintilin. Malesss. Cewenya baik sih kalo pas ketemu, tapi pas tau gue pernah dicemburuin jadi kaya aneh aja gitu. Padahal kepikiran buat suka aja nggak. LOL.

    - Jakarta, September 2020

    0
    View Full
  • arndx
    21.08.2020 - 5 monts ago
    Teman Diskusi

    Gue tertarik banget sama topik tentang arkeologi, sejarah, psikologi, parenting, dan kasus kejahatan (terutama pembunuhan). Topik yang sangat sangat menarik dibahas dan bikin gue sangat antusias.

    Tapi sebagai orang yang suka topik-topik tersebut, kadang susah buat nemu temen diskusi. Apalagi tentang arkeologi atau sejarah, jarang ada yang suka. Mungkin karena mumet dan pas sekolah pelajaran cenderung membosankan kali ya, jadi pada nggak tertarik. Padahal menarik banget, kadang suka penasaran kenapa suatu sejarah bisa terbentuk seperti itu.

    Yang jadi masalah adalah ketika gue lagi kepo banget dengan topik-topik di atas tapi nggak ada yang bisa diajak diskusi. Nggak ada yang bisa diajak berdebat atau mikir. Akhirnya malah jadi bertanya-tanya sendiri dan mumet sendiri, karena isi kepala penuh. Ibarat mau tuang air, tapi nggak punya wadahnya.

    Dulu sih, sebelum abang gue nikah, gue bisa diskusi sama dia. Nanya banyak hal, nggak hanya topik-topik di atas aja dan kadang merembet kemana-mana. Setelah dia nikah dan pindah, gue jadi bingung harus diskusi sama siapa. Mau ngajak temen diskusi, tapi nggak ada yang tertarik. Bahkan pernah nyoba nanya, tapi mereka nggak jawab dan nggak antusias sama sekali. Akhirnya milih diem.

    Semoga jodoh gue bisa diajak diskusi apa aja.

    - Jakarta, Agustus 2020

    0
    View Full
  • arndx
    15.07.2020 - 6 monts ago
    Menyikapi Kehilangan

    Semenjak kuliah, gue baru merasa bahwa kehilangan seseorang itu berat. Baik itu orang yang disayang (dalam artian romantis) ataupun teman sepermainan. Awalnya selalu merasa marah, yang entah ditujukan kepada siapa. Rasanya nggak adil. 

    “Apa selama ini momen-momen kita nggak sebegitu berharganya?”

    “Atau aku yang tidak cukup baik?”

    Itulah pertanyaan yang selalu berputar di dalam kepala. Pada akhirnya, gue pun sering menyalahkan diri sendiri. Mempertanyakan diri sendiri.

    “Apa mungkin aku melakukan kesalahan sehingga mereka pergi?”

    “Atau memang aku yang tak cukup baik?”

    Karena nggak menemukan jawabannya, kemarahan tersebut jadi gue limpahkan pada orang-orang yang pergi meninggalkan gue. Gue anggap mereka jahat, meninggalkan seperti tak berarti apa-apa. 

    Namun kalau dipikir secara logika, kita sebagai manusia terbiasa menyalahkan bukan? Karena sedari kecil, kita telah dibentuk seperti itu. Jatuh tersandung batu, yang disalahkan batunya. Lucu memang. Pada akhirnya pun, setiap orang akan menjadi jahat di cerita orang lain.

    Padahal dalam hidup, siklusnya memang seperti itu. Kita yang meninggalkan atau kita yang ditinggalkan. Entah karena mati, sudah tak sejalan atau memang sibuk dengan kehidupan diri sendiri. 

    Karena itu, untuk menyikapi kehilangan, sebelumnya perlu ditanamkan pemikiran, jika ketika kita menyayangi seseorang harus siap dengan kehilangan. Karena dengan adanya kehilangan pun, kita jadi belajar untuk mengikhlaskan dan menghargai akan hadirnya seseorang di hidup kita.

    - Jakarta, Juli 2020

    #Kehilangan
    1
    View Full
  • Finally, I got u! #Pamungkas #Walk the talk #Flying solo#album collection
    arndx
    07.07.2020 - 6 monts ago

    Finally, I got u!

    #Pamungkas #Walk the talk #Flying solo#album collection
    0
    Download
    View Full
  • arndx
    03.07.2020 - 6 monts ago
    image

    Good old days.

    Cody Simpson’s album that I have:

    • Coast to Coast
    • Paradise
    • Surfers Paradise
    #Cody Simpson #Coast to coast #Paradise#Surfers paradise#album collection
    0
    View Full
  • arndx
    16.06.2020 - 7 monts ago

    “Aku yo we ora ngerti mas kudu seneng opo susah. Aku ora pingin koe lungo, aku yo ora pingin koe muleh. Aku mung pingin koe ono.”

    Dialog Sipon, istri Wiji Thukul di scene terakhir film Istirahatlah Kata-Kata.

    Kemudian bikin gue sedih…

    #Istirahatlah kata-kata#Wiji Thukul
    0
    View Full
  • arndx
    12.06.2020 - 7 monts ago

    Rasanya seneng banget bisa melihat teman lo mencapai salah satu goals dalam hidupnya. Ada rasa haru aja gitu.

    0
    View Full
  • arndx
    05.06.2020 - 7 monts ago

    A song from Pamungkas’ 2nd album, Flying Solo 

    And if I don’t find replacement of you
    You know I don’t mind, I’ve got myself too

    #pamungkas#flying solo
    0
    View Full
  • arndx
    05.06.2020 - 7 monts ago
    Tentang Quarter Life Crisis

    Baru aja selesai nonton live Mas Adjie Santosoputro (seorang mindfulness practitioner) dan Mas Kun (Kunto Aji) di Instagram. Jadi di live ini mereka membahas tentang quarter life crisis dan banyak hal yang bisa gue dapet dari obrolan ini.

    Tapi nih, gue baru tau kalo ternyata Mas Adjie tuh orangnya receh, kirain yang serius gitu. Untungnya Mas Kun juga orangnya receh dan suka ketawa, jadi nonton live ini antara serius, tapi banyak ngakaknya juga.

    Oke, lanjut. Di obrolan ini, beberapa hal yang bisa gue dapet dan gue tangkep adalah:

    1. Quarter life crisis itu adalah suatu fase kehidupan, khususnya di umur 20 - 30an. Di fase ini, ada masanya kita di titik terendah dan ada masanya kita bisa melewati itu semua, kaya semacam siklus. Ibarat roda, ada masanya kita di bawah dan ada masanya kita di atas.
    2. Di fase ini, sering banget membandingkan diri. Misal orang tua yang suka membanding-bandingkan kita sama orang lain, entah kakak/adik, saudara, anak tetangga, dll. Tapi kata Mas Kun, di fase ini tuh yang kadang paling jahat itu malah diri kita sendiri, karena kita suka membandingkan diri sama orang lain. Padahal setiap manusia udah punya “porsi” dan kapasitasnya masing-masing, kan?
    3. Saat kita berada di titik terendah, belajar buat temuin diri sendiri. Temuin rasa sedih, temuin rasa kecewa, dan rasa-rasa lainnya. Jangan pernah menyangkal perasaan itu, hadapi aja. Karena nggak ada yang salah dengan hal itu. Sangat wajar, karena kita manusia yang emang diciptakan dengan perasaan.
    4. Saat di fase terendah dan kita udah nggak punya “apa-apa”, kadang kita baru bisa memahami kalo pada dasarnya emang ada hal-hal yang nggak bisa kita paksakan dan mulailah belajar untuk ikhlas.
    5. Idealisme atau keinginan yang kita punya itu sebenarnya ilusi yang dibuat oleh otak kita. Dan ketika kita berada di titik terendah dan udah nggak punya “apa-apa”, semua ilusi itu bakalan “lepas” dari otak kita. Artinya, di saat itu, kita udah nggak punya beban sama sekali, karena idealisme itu nggak berarti apa-apa, karena kita juga ga punya apa-apa. ((Agak bingung ngejelasin pake kata-kata. Duh, gimana ya. Lol))
    6. Saat menghadapi quarter life crisis, coba keluar dari zona nyaman. Misalnya dengan mencoba untuk keluar dari rutinitas atau keluar kota untuk mempelajari hal-hal baru yang sebelumnya nggak pernah kita pelajari. Juga, coba terbuka dengan banyak opsi/pilihan biar kita bisa temuin apa yang sebenernya kita mau/kita lakukan.


    Kira-kira itu 6 poin yang gue dapet sih dari obrolannya duo A(d)ji(e) ini. Tulisan ini dibuat sebenarnya buat pengingat diri sendiri aja sih.

    - Jakarta, Juni 2020.

    #quarter life crisis #kunto aji#adjie santosoputro
    8
    View Full
  • arndx
    29.05.2020 - 7 monts ago
    Kisah Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Pas SMA
    Jatuh cinta itu rasanya lucu, apalagi kalau bertepuk sebelah tangan.

    Tiba-tiba keinget zaman SMA. Zaman di mana hidup masih terasa mudah, sehari-hari cuman main, ketawa-tawa sama teman, cabut jam pelajaran, dan main basket. Paling sih yang susah cuman seputar PR atau ulangan harian. Oh iya, sama mikir mau masuk kuliah di mana.

    Kalo diingat, momen-momen pas SMA banyak banget yang nggak terlupakan. Salah satunya pernah nge-fans dan suka sama adik kelas. Kok bisa? Iya, karena dia anak basket dan bisa dibilang skill-nya lumayan, walaupun nggak bagus-bagus amat juga.

    Ceritanya bermula saat kelas 11. Kelas 11 adalah angkatan di mana punya kakak kelas, sekaligus baru ngerasain punya adik kelas.

    Gue udah ikut ekskul basket dari SD (walaupun sampai sekarang nggak jago-jago juga sih😂). Pas SMA pun melanjutkan buat ikut ekskul ini juga, karena emang udah suka. Enaknya ikut ekskul basket nih, kita bisa kenal sama kakak kelas ataupun adik kelas. Lumayan, kenalannya nambah dan nggak cuman anak seangkatan aja. Selain itu, biasanya beberapa anak basket ada yang ganteng. Seneng dong bisa kenal sama kakak/adik kelas ganteng dan anak basket, jadi kebanggaan tersendiri rasanya.

    Nah, lanjut. Pas kelas 11 seperti biasa pasti ada adik kelas yang gabung ekskul basket, baik cowo maupun cewe. Di antara adik kelas ini, gue perhatikan ada satu yang ganteng. Alisnya tebel kaya tokoh Shin-chan, kumisan, dan senyumnya bagus. Semakin lama pun gue makin “suka”, dalam artian karena mengangumi betapa gantengnya dia plus enak diliat. Sebut aja inisialnya A.

    Selama 1 ekskul pun “suka” gue cuman sebatas itu aja. Nggak pernah ngobrol, nggak pernah nongkrong bareng (karena biasanya abis latihan pada nongkrong, tapi gue jarang ikutan), nggak pernah chat atau berurusan sama dia pokoknya. Cuman sebagai pengagum rahasia aja.

    Tapi ada kejadian yang menurut gue lucu. Jadi setiap istirahat gue selalu makan di koridor depan kelas sama salah satu temen. Oh iya, bangunan sekolah gue bentuknya letter L dan kelas gue pas banget di sudut siku-siku nya. Udah “rutinitas wajib” kita berdua buat makan di koridor depan kelas pas istirahat pertama.

    Si A ini kelasnya di ujung lorong. Setiap istirahat entah kenapa si A selalu lewatin kelas gue buat ke kantin. Padahal, di deket kelas dia juga ada tangga buat turun ke bawah. Awalnya gue biasa aja, tapi lama-lama setiap istirahat jadi selalu papasan.

    Lucunya adalah kita ga pernah saling nyapa, walaupun kita satu ekskul. Mungkin dia segan? Nggak tau juga sih. Anehnya, karena nggak saling nyapa itu malah jadi saling lirik-lirikan nggak jelas. Lucu juga. Karena ini nggak terjadi satu atau dua kali, tapi setiap hari selama gue di kelas 11. Nggak tau juga karena refleks atau gimana.

    Terus ada satu waktu di mana temen gue (yang sering makan bekal di koridor pas jam istirahat pertama) suka sama si A ini. Gue suka isengin dan ngecengin. Bahkan gue nanya ke bromance-nya si A (bromance-nya adalah anak seangkatan gue juga) apakah si A ini suka sama temen gue, cuman buat ngecengin temen gue aja kalo emang beneran.

    Pas gue tanya, jawabannya nggak. Yang bikin kaget adalah si bromance-nya ini malah bilang si A suka sama gue. Nggak percayalah gue ya, gila. Gue anggep bercanda dan angin lalu. Tapi setelah tau kaya gitu, gue malah jadi sering liatin si A. Bahkan kalo jam kosong malah suka sengaja nongkrong di depan kelas, siapa tau A lewat atau mau ke kamar mandi HAHA. Geli banget sih, tapi kocak juga.

    Setelah kelas 11 selesai dan masuk kelas 12 pun gue sama si A udah beda lantai, jarang ketemu. Gue pun ngerasa biasa aja.

    ***

    Setelah SMA gue lanjut kuliah di Solo. Ga pernah lagi kepikiran sama si A, apalagi ketemu. Di tahun kedua gue kuliah, ternyata si A pindah kuliah di Solo. Gue nggak percaya, tapi pas liat grup SMA gue yang kuliah di Solo juga, ternyata bener dia pindah kuliah ke Solo. Tapi gue juga biasa aja, nggak gimana-gimana.

    Terus, ada satu momen di mana gue lagi tanding basket di gor kampus. Pas lagi tanding dan pergantian quarter, ada orang yang manggil gue dari bangku penonton di belakang bench. Sontak gue nyari-nyari dong siapa yang manggil, ternyata adik kelas gue pas SMP dan dia lagi bareng si A.

    Awalnya gue nggak ngeh ini si A, karena rambutnya gondrong. Tapi pas gue perhatiin betul-betul, ternyata ini emang si A. Gue kaget dong, tapi langsung nyamperin mereka berdua buat sekedar say hi. Nggak nyangka aja bisa ketemu, tapi dia udah ga semenarik dulu, karena rambutnya udah gondrong dan dia gendutan. Si A bilangnya sih dia berhenti basket sejak lulus SMA.

    ***

    Sekian cerita gue tentang jadi pengagum rahasia pas kelas 11 SMA. Pas SMA sih mikirnya jijik banget gue pernah kaya gitu, tapi sekarang pas beberapa tahun berlalu rasanya kocak. Lucu. Kisah cinta zaman SMA yang bertepuk sebelah tangan.

    - Jakarta, Mei 2020

    #throwback
    0
    View Full
Show More

Tumbral.com - Tumblr blogs and tags viewer